Tuesday, November 10, 2015

LAPORAN PEMBUATAN ASAP CAIR

PEMBUATAN ASAP CAIR
(Laporan Tutorial Praktikum Sains Dasar Kimia)

Oleh
Aulia Putri
1517031055
Uswatun Hasanah
1117011050






JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015





                                                                                                                                                       I.            PENDAHULUAN


 

1.1       Latar Belakang


Asap merupakan sistem kompleks, yang terdiri dari dua fasa cairan terdispersi dan medium gas sebagai pendispersi. Asap cair ini merupakan suatu campuran larutan dan dispersi koloid dari uap asap kayu dalam air yang diperoleh dari hasil pirolisa kayu atau dibuat dari campuran senyawa murni.
Asap  cair merupakan  salah  satu  hasil  pirolisis tanaman atau kayu pada suhu sekitar 4000C. Asap cair ini juga merupakan dispersi uap asap dalam air. Penggunaan  asap  cair mempunyai banyak  keuntungan dibandingkan metode pengasapan tradisional, yaitu lebih mudah  diaplikasikan,  proses  lebih  cepat, memberikan karakteristik yang khas pada produk akhir berupa aroma, warna, dan  rasa, serta penggunaannya  tidak mencemari lingkungan. Adapun  kandungan  komponen-komponen penyusun asap cair  meliputi Senyawa fenol, senyawa karbonil, Senyawa asam, senyawa hidrokarbon polisiklis aromatis.


          Saat ini, asap cair telah banyak digunakan oleh industri pangan sebagai bahan pemberi aroma, tekstur dan cita rasa yang khas pada produk pangan seperti daging, ikan dan keju. Asap cair yang digunakan untuk produk makanan umumnya didistilasi lebih dulu untuk menghilangkan asap cair dari senyawa tar dan benzo(a)pyrene yang bersifat karsinogenik. Hasil distilasi asap cair disebut sebagai redistilat asap cair. Redistilat asap cair diketahui memiliki kandungan senyawa asam, fenol dan karbonil yang dapat berperan sebagai pengawet alami, antioksidan, pewarna dan pemberi flavor khas asap.


1.2       Tujuan Pembahasan



a)             Untuk mengetahui pengertian asap cair
b)             Untuk mengetahui prinsip pembuatan asap cair
c)             Untuk mengetahui proses pembuatan asap cair
d)            Untuk mengetahui jenis jenis asap cair
e)             Untuk mengetahui kegunaan asap cair
f)              Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian menggunakan asap cair


1.3       Rumusan Masalah



a)             Apa yang dimaksud dengan asap cair?
b)             Bagaimana prinsip pembuatan asap cair?
c)             Bagaimana proses pembuatan asap cair?
d)            Apa saja jenis jenis asap cair?
e)             Apa manfaat asap cair ?




                                                                                                                                                       II.            PEMBAHASAN


 

2.1       Pengertian Asap Cair

      

          Asap diperoleh melalui pembakaran kayu yang banyak mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin yang pembakarannya tidak sempurna yaitu pembakaran dengan oksigen terbatas. Jika pembakaran dengan oksigen sedikit maka asap yang dihasilkan terdiri atas gas asam arang, alkohol, dan asam organik lainnya(Tri Nugroho, 2013).Asap cair mengandung fenol dan karbonil yang berperan sebagai pengawet, anti bakteri dan antioksidan(Darmadji,2002) 
          Asap cair merupakan suatu hasil kondensasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran secara langsung maupun tidak langsung dari bahan-bahan yang banyak mengandung lignin, selulosa, hemiselulosa serta senyawa karbon lainnya(sediadi,2013). Untuk mendapatkan asap yang baik sebaiknya menggunakan kayu keras seperti kayu bakau, kayu rasamala, serbuk dan gergajian kayu jati serta tempurung kelapa sehingga diperoleh produk asapan yang baik (Astuti, 2000).
          Pengertian umum liquid smoke (asap cair) merupakan suatu hasil destilasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran tidak langsung maupun langsung dari bahan yang banyak mengandung karbon dan senyawa-senyawa lain. Bahan baku yang banyak digunakan untuk membuat asap cair adalah kayu, bongkol kelapa sawit, ampas hasil penggergajian kayu, dan lain-lain. Asap cair bisa juga berarti hasil


pendinginan dan pencairan asap dari tempurung kelapa yang dibakar dalam tabung tertutup. Asap yang semula partikel padat didinginkan dan kemudian menjadi cair itu disebut dengan nama asap cair. (anonym, 2013).
        Asap cair merupakan asam cuka (vinegar) yang diperoleh dengan cara destilasi kering bahan baku pengasap seperti kayu, lalu diikuti dengan peristiwa kondensasi dalam kondensor berpendingin air. Asap cair dapat digunakan sebagai pengawet karena mengandung senyawa-senyawa antibakteri dan antioksidan. Asap cair banyak digunakan pada industry makanan sebagai preservative, industry farmasi, bioinsektisida, pestisida, disinfektan, herbisida dan lain sebagainya (Sutin, 2008)



2.2       Prinsip Pembuatan Asap Cair

 


          Pembuatan asap cair menggunakan metode pirolisis yaitu peruraian dengan bantuan panas tanpa adanya oksigen atau dengan jumlah oksigen yang terbatas. Biasanya terdapat tiga produk dalam proses pirolisis yakni: gas, pyrolisis oil, dan arang, yang mana proporsinya tergantung dari metode pirolisis, karakteristik biomassa dan parameter reaksi.
          Terdapat beberapa cara memanfaatkan energi yang tersimpan dalam biomassa melalui pirolisis. Pembakaran langsung adalah cara yang paling tua digunakan. Biomassa yang dibakar dapat langsung menghasilkan panas tetapi cara ini hanya mempunyai efisiensi sekitar 10%.
          Cara lain adalah dengan mengubah biomassa menjadi cairan. Cara ini digunakan karena keuntungannya berupa kemudahan penyimpanan, pengangkutan, serta pembakaran. Cairan yang dihasilkan dari pengolahan biomassa dapat berupa crude bio-oil.



2.3       Langkah-Langkah Pembuatan Asap cair



                                2.3.1              Peralatan dan Bahan Yang Diperlukan



a)        Wadah Pengarangan, ruang pembakaran, penampung tar/asap cair, destilator dapat dibuat dari stainless steel atau drum besi yang dimodifikasi seperti gambar diatas.
b)        Pipa besi yang dimodifikasi yang dibentuk seperti gambar diatas
c)        Alat pemanas dapat berupa blower dan atau dapat menggunakan sekam/arang
d)        Pipa PVC (jumlah dan ukuran disesuaikan)
e)        Pompa air
f)         Tangki air dan penyangganya


                                2.3.2              Proses Pembuatan Asap Cair


     Bahan baku untuk pembuatan asap cair bisa apapaun yang termasuk bahan organik yang mempunyai selulosa, tetap saat ini yang lazim digunakan sebagai bahan baku untuk asap cair adalah tempurung kelapa karena pohon kelapa terdapat dimana-mana dan penggunaan tempurung kelapa sangat luas di masyarakat seperti pliku, kopra, arang, dan olahan kelapa lainnya. Oleh karena itu untuk proses pembuatan asap cair menggunakan contoh tempurung kelapa yang dapat diuraikan sebagai berikut:
a)         Sebelum dimasukkan ke reaktor pirolisis, terlebih dahulu tempurung kelapa itu dibersihkan dari kotoran dan sabut yang tertinggal. Kemudian tempurung kelapa dipecah menjadi beberapa bagian agar luas permukaan pembakaran menjadi lebih luas sehingga proses dapat berjalan lebih cepat.
b)        Selanjutnya dilakukan pengeringan dengan cara penjemuran, untuk mengurangi kadar air pada tempurung kelapa.
c)         Kemudian dilanjutkan dengan metode Pirolisis yang merupakan proses reaksi penguraian senyawa-senyawa penyusun kayu keras menjadi beberapa senyawa organik melalui reaksi pembakaran kering pembakaran tanpa oksigen. Reaksi ini berlangsung pada reaktor pirolisator yang bekerja pada temperatur 300-650oC selama 8 jam pembakaran.
d)        Asap hasil pembakaran dikondensasi dengan kondensor yang berupa koil melingkar. Hasil dari proses pirolisis diperoleh tiga produk yaitu asap cair, tar, dan arang. Kondensasi dilakukan dengan koil melingkar yang dipasang dalam bak pendingin. Air pendingin dapatberasal dari air hujan yang ditampung dalam bak penampungan, air sumur, air sungai maupun PDAM.
e)         Proses Pemurnian Asap Cair untuk mendapatkan asap cair yang tidak mengandung bahan berbahaya sehingga aman bagi bahan pengawet makanan. Asap cair yang diperoleh dari kondensasi asap pada proses pirolisis diendapkan selama seminggu.
f)         Kemudian cairannya diambil dan dimasukkan ke dalam alat destilasi. Suhu destilasi sekitar 150oC, hasil destilat ditampung. Destilat ini masih belum bisa digunakan sebagai pengawet makanan karena ada lagi proses lain yang harus dilewati.
g)        Proses Filtrasi Destilat dengan Zeolit Aktif ditujukan untuk mendapatkan zat aktif yang benar-benar aman dari zat berbahaya. Caranya, zat destilat asap cair dialirkan ke dalam kolom zeolit aktif dan diperoleh filtrat asap cair yang aman dari bahan berbahaya dan bisa dipakai untuk pengawet makanan non karsinogenik.
h)        Proses Filtrasi Filtrat Zeolit Aktif dengan Karbon Aktif Proses filtrasi filtrat zeolit aktif dengan karbon aktif dimaksudkan untuk mendapatkan filtrat asap cair dengan bau asap yang ringan dan tidak menyengat. Caranya, filtrat dari filtrasi zeolit aktif itu dialirkan ke dalam kolom yang berisi karbon aktif sehingga filtrat yang diperoleh berupa asap cair dengan bau asap ringan dan tak menyengat. Maka sempurnalah asap cair sebagai bahan pengawet makanan yang aman, efektif dan alami.

 

2.4       Jenis Asap Cair

          Jenis Asap Cair dibedakan dari gradenya. Ada 3 grade asap cair yaitu :
a)      Grade 1
                        Asap cair grade 1 ini merupakan hasil dari proses destilasi dan penyaringan dengan zeolit yang kemudian dilanjutkan dengan penyaringan dengan karbon aktif. Asap cair ini berwarna bening, rasa sedikit asam, aroma netral dan merupakan asap cair paling bagus kualitasnya serta tidak mengandung senyawa yang berbahaya untuk diaplikasikan ke produk makanan.
       
b)      Grade 2
                        Asap cair Grade 2 ini merupakan asap cair yang dihasilkan setelah melewati proses destilasi kemudian disaring dengan menggunakan zeolit. Proses penyaringan ini menyebabkan kandungan senyawa berbahaya seperti benzopyrene serta tar yang masih terdapat dalam asap cair teradsorbi oleh zeolit. Asap cair ini memiliki warna kecoklatan transparan dengan rasa asam sedang dan aroma asap lemah. Asap cair ini diorientasikan untuk pengawetan bahan makanan mentah seperti daging, termasuk daging unggas dan ikan.

c)      Grade 3
                        Asap cair grade 3 merupakan asap cair yang dihasilkan dari pemurnian dengan metode destilasi. Destilasi merupakan proses pemisahan campuran dalam fasa cair berdasarkan perbedaan titik didihnya. Dalam proses ini, asap cair yang dihasilkan dari proses pirolisis yang diperkirakan masih mengandung tar dimasukkan ke dalam tungku destilasi. Suhu pemanasan dijaga agar tetap konstan sehingga diperoleh destilat yang terbebas dari tar. Suhu proses destilasi ini adalah sekitar 150 oC. Asap cair yang dihasilkan dari proses ini memiliki ciri berwarna coklat pekat dan berbau tajam. Asap cair g rade 3 diorientasikan untuk pengawetan karet, menghilangkan jamur dan bakteri pantogen didalam kolam.


2.5       Manfaat Asap Cair



a)             Industri Pangan
          Asap cair ini mempunyai kegunaan yang sangat besar sebagai pemberi rasa dan aroma yang spesifik juga sebagai pngawet karena sifat antimikrobia dan antioksidannya. Dengan tersedianya asap cair maka proses pengasapan tradisional dengan menggunakan asap secara langsung yang mengandung banyak kelemahan seperti pencemaran lingkungan, proses tidak dapat dikendalikan, kualitas yang tidak konsisten serta timbulnya bahaya kebakaran, yang semuanya tersebut dapat dihindari.
Sebagai pengawet bahan makanan : daging, ikan, bakso.
          Asap cair mempunyai kemampuan untuk mengawetkan makanan karena adanya senyawa asam, fenol dan karbonil.
          Pengasapan konvensinal seperti mutu, citra rasa dan aroma yang konsisten sulit dicapai,senyawa tar terdeposit dan apabila suhunya terlalu tinggi akan terbentuk senyawa korsinogrenik benzopiren. Pada penggunaan asap cair fungsi yang diharapkan dari asap seperti citra rasa, warna, anti oksidan dan anti mikrobia dapat dipertahankan sedangkan kelemahan pengasapan konvensional dapat diatasi.
b)             Industri Perkebunan Karet

          Asap cair dapat digunakan sebagai penggupal lateks dengan sifat fungsional asap cair / sebagai pengganti asam formiat, antijamur, antibakteri ( Liquid Smoke Grade 3 ).
c)             Industri Kayu

          Asap cair dapat digunakan untuk pengawet kayu, yaitu sebagai lapisan luarnya kayu yang diolesi dengan menggunakan asap cair mempunyai ketahanan terhadap serangan rayap dari pada kayu yang tanpa diolesi asap cair. Proses pengawetan kayu dengan melarutkan perbandingan 1 liter asap cair dengan 15 liter air dan aplikasinya dengan merendam kayu yang akan diawetkan sedangkan obat luar cukup mengoleskan asap cair di bagian yang terluka.Pertanian
          Asap cair dapat dipergunakan sebagai pestisida organik. Untuk pemakaian pestisida perbandingannya adalah 1 liter asap cair dengan 20 liter air dan pengaplikasiannya dengan cara disemprotkan.
          Campuran asap cair dan air (1:300) dapat mempercepat penguraian pupuk kompos dan mencegah terbentuknya gas amonia.
          Sebagai pupuk, asap cair tersebut disemprotkan ke permukaan daun dengan konsentrasi 1 : 1000 (1 bagian asap cair dicampur dengan 1000 bagian air) untuk tanaman.
d)            Anti Bau Organik untuk Limbah Rumah Tangga , Kantor , Kandang Ternak
          Asap cair kaya akan senyawa hidrokarbon sehingga mampu mematikan organisme penyebab aroma tidak sedap.  Oleh sebab itu, asap cair berfaedah menghilangkan bau tak sedap bila disemprotkan pada tumpukan sampah dengan perbandingan 1:10 secara efektif menghilangkan bau busuk dalam waktu kurang dari 2 menit.



                                                                                                                                                      III.            KESIMPULAN

           

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

a)      Asap cair merupakan suatu hasil kondensasi dari uap pembakaran kayu yang banyak mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin yang pembakarannya tidak sempurna yaitu pembakaran dengan oksigen terbatas.
b)      Asap cair dibagi menjadi 3 grade sesuai dengan penggunannya yaitu grade 1 sebagai bahan pengawet untuk makanan cepat saji, grade 2 untuk makanan mentah seperti daging ayam dan grade 3 sebagai bahan pengawet karet.
c)      Asap cair merupakan salah satu bahan pengganti formalin dan lebih aman untuk dikonsumsi terutama asap cair grade 1 dan 2.
d)     Dibidang industry, asap cair telah banyak digunakan terutama dibidang industry kayu, industry perkebunan karet maupun industry pangan, hal itu dikarenakan harganya yang relative lebih murah.




DAFTAR PUSTAKA



[Anonim].2013.Asap cair sebagai Pengawet dangan metode-metode.http://asap
[anonim].2010.Asap cair pengawet makanan.                                https://lordbroken.wordpress.com/2010/01/14/asap-cair-pengawet-makanan/ .   Diakses pada 27 Oktober 2015
[anonim].2011.Asap Cair LiquidSmoke
            .http://elangbiru3004.blogspot.co.id/2011/04/asap-cair-liquid-smoke.html.   Diakses pada 28 Oktober 2015
Ayudiarti, Diah dan Rodiah Sari. 2010. Asap cair dan aplikasinya pada produk
perikanan. Squalen:Bogor.
Darmadji, P. 2002. Optimasi Pemurnian Asap Cair dengan Metoda Redistilasi.      Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, Vol XIII no.3
Tranggono. 1996. Identifikasi asap cair dari berbagai jenis kayu dan tempurung
kelapa.Yogakarta:Seminar NasionalPangan dan Gizi & Kongres PAPTI.
Sediadi,Bagus.dkk.2013.Asap cair.penebar swadaya.Jakarta
Utomo, Bagus, dkk. 2012. Asap cair cara membuat dan aplikasinya pada
pengolahan ikan asap. Penebar Swadaya: Jakarta.


No comments:

Post a Comment